Bupati Mojokerto Gencar Kampanyekan Jumat Ceria Untuk Tangani Stunting
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati terus gencar mengampanyekan Jumat CERIA. Jumat CERIA sendiri merupakan salah satu program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto dalam menangani stunting di bumi Majapahit.
Salah satu langkah percepatan penanganan stunting ini menyasar perempuan remaja atau remaja putri (rematri) yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Akhir (SMA) sederajat. Program Jumat CERIA sendiri merupakan salah satu akronim, yakni Cantik, Energik, Rajin, Inovatif, Aktif.
Dalam program ini, Pemkab Mojokerto mengajak seluruh remaja putri yang merupakan calon ibu untuk bersama-sama membiasakan minum tablet tambah darah (TTD). Kali ini, Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto itu mengampanyekan ‘Jumat CERIA’ di SMA Negeri 1 Kutorejo.
“Kenapa Jumat CERIA? Kita ambil hari Jumat untuk memudahkan kita untuk mengingat, hari apa kita harus meminum tablet tambah darah. Pada dasarnya, manusia itu selama tiga bulan sekali, secara otomatis sel darah merahnya itu akan berganti yang baru,” ungkapnya, Jumat (26/7) pagi.
Tak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan orang nomor satu di lingkup Pemkab Mojokerto saat sosialisasi terkait stunting seperti biasanya. Bupati menjelaskan, betapa pentingnya seorang perempuan di usia produktif harus rajin mengonsumsi tablet tambah darah.
“Terlebih perempuan, selain sistem tubuh itu, perempuan setiap bulannya juga menstruasi, sehingga darah yang dikeluarkan cukup banyak. Untuk mencegah stunting, seorang perempuan tidak boleh sampai anemia atau kekurangan darah,” katanya.
Hal ini mengingat sel darah merah merupakan salah satu alat transportasi dalam tubuh yang berfungsi untuk mendistribusikan sari makanan, oksigen dan lain sebagainya secara merata dalam tubuh. Bupati berharap, para siswa sebagai calon ibu tidak boleh mengalami anemia.
“Karena nanti ketika menjadi ibu, kalau sedang hamil, itu tidak boleh sampai kekurangan darah. Itulah yang menyebabkan sari makanan, gizi dan kebutuhan janin lainnya tidak bisa sampai dengan maksimal ke janin,” terangnya.
Tak hanya untuk mengantisipasi stunting sejak dini, Bupati yang memiliki latar belakang dokter ini pun menyampaikan, pentingnya tidak mengidap anemia selain untuk mengatasi stunting, juga berpengaruh terhadap kegiatan sehari-hari. Terlebih, para pelajar yang saat ini tengah fokus menimba ilmu.
“Kalau orang anemia itu, konsentrasinya mudah turun. Karena oksigen yang di dalam tubuh tidak terkirim maksimal ke otak, karena anemia tadi. Jadi jangan sampai anemia, sehingga kalian saat belajar di kelas bisa konsentrasi penuh,” imbuhnya.
Untuk diketahui, stunting merupakan salah satu kasus yang menjadi konsentrasi nasional. Pemerintah pusat telah menargetkan percepatan penurunan stunting didukung seluruh pemerintah skala daerah. Hal ini tentunya bertujuan untuk menyiapkan generasi emas untuk Bangsa Indonesia lebih baik di kemudian hari. (Dhn;Foto:Mki/Ar).