
Bupati Mojokerto Sambut Kunker Presiden Jokowi
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menyambut kunjungan kerja (Kunker) Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo beserta rombongan di Bumi Majapahit. Kunjungan Kepala Negara itu dalam rangka meresmikan gerakan bioetanol tebu untuk ketahanan energi nasional di PT Energi Agro Nusantara (Enero). Rombongan Presiden Jokowi tiba sekitar pukul 09.50 WIB di PT Enero, Jalan Raya Gempolkerep, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto.
Kedatangan orang nomor satu di Indonesia itu disambut dengan pemaparan display panel oleh Dirut Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengenai proses produksi bioetanol dari hulu hingga hilir.
”Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim pada pagi hari ini dimulai Bioetanol Tebu untuk ketahanan energi,” ungkap Joko Widodo, Jumat (4/11) pagi.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan, dengan dimulainya menanam tebu secara modern, diharapkan kedepannya produktivitas dari tanaman tebu tersebut lebih baik dan meningkatkan. Sebab, hingga kini Indonesia masih impor gula konsumsi sebesar 1.088.000 ton per tahun. Menurutnya, jumlah tersebut sangat besar.
"Itu baru yang untuk konsumsi. Untuk industri 3.569.000 ton per tahun. Padahal kita tahu di tahun 1800 an Indonesia ini adalah raja gula. Export kita kemana-mana ke semua negara saat itu. Pertanyaannya kenapa yang dulu export kok sekarang import ini pasti ada sesuatu yang salah yang harus kita luruskan," ungkapnya.
Presiden Jokowi juga memerintahkan kepada Menteri BUMN untuk menyiapkan bibit-bibit dengan kualitas yang terbaik. Serta menjalin kerjasama dengan Negara Brazil yang sudah memiliki pengalaman dan manajemen yang baik mengenai tebu.
"Dengan cara penanaman yang baik serta yang modern ini, dalam lima tahun kedepan kita bisa mandiri dan ketahanan pangan kita utamanya gula bisa kita lakukan sendiri tanpa harus mengimpor, tapi memang kita butuh waktu mungkin dengan jangka lima tahun kedepan. Target kita seperti itu," terangnya.
Selain swasembada gula, dengan dimulainya produksi bioetanol tebu ini ke depan Indonesia juga bisa mandiri untuk ketahanan energi.
"Karena kita tau semua negara sekarang ini pusing semuanya. Untuk urusan pertama, masalah pangan, untuk urusan kedua energi. Pusing semuanya. Dan kita punya kesempatan untuk menyelesaikan masalah-masalah ini,” jelasnya.
Selain itu, presiden Joko Widodo juga menilai, harus ada kerjasama yang baik antara petani dan pabrik gula. Maka dari itu, Ia akan mengganti mesin-mesin yang lama dengan yang modern sehingga bisa meningkatkan hasil rendemen.
"Sampai kapan pun kalau mesinnya masih mesin-mesin lama, mohon maaf bapak petani akan sulit. Kuncinya ada di rendemen," jelasnya.
Presiden Joko Widodo juga mengatakan, langkah saat ini merupakan suatu investasi yang tidak sedikit, akan tetapi ini sudah diniatkan untuk melakukan perubahan.
"Sehingga nantinya selain gulanya terpenuhi. Disisi lain karena gula menghasilkan kolase yang dipakai untuk membangun industri bioetanol yang juga akan membuat ketahanan energi kita," pungkasnya. (Dhn;Prm/Ar)