Cegah Stunting, Bupati Ikfina Dorong KPM Lakukan Aksi Konvergensi
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati terus berupaya dalam mencegah kenaikan angka stunting diwilayahnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yakni mendorong para Kader Pembangunan Manusia (KPM) untuk melakukan aksi konvergensi yang dapat diartikan sebagai tindakan pendekatan penyampaian intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terintegrasi dan bersama-sama untuk mencegah stunting, kepada sasaran prioritas.
Tindakan optimalisasi dan konvergensi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Mojokerto tersebut, kali ini dikupas hingga ke akar oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati kepada para Kader Pembangunan Manusia se-wilayah Eks Pembantu Bupati Mojokerto (Kecamatan Mojoanyar, Puri, Sooko, Trowulan dan Bangsal), Kamis (5/9) siang di Pendopo Kecamatan Mojoanyar.
Terkait konvergensi, Bupati Ikfina menjelaskan, bahwa aksi tersebut dapat diartikan sebagai kerjasama dari semua stakeholder, dalam mengatasi masalah stunting yang kompleks dan bercabang. Misal untuk pemenuhan gizi balita stunting dikerjasamakan bersama Dinkes, kebutuhan sumber air bersih kerjasama dengan DPUPR, rumah tidak memiliki WC dan masih lantai tanah dikerjasamakan dengan DPRKP2, pendidikan ibu balita stunting masih rendah diikutkan program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), serta beberapa kerjasama lainnya.
"Konvergensi itu bahasa sederhananya adalah 'keroyokan', sebab melibatkan banyak pihak untuk melakukan hal berbeda namun tujuannya sama. Semua faktor yang mempengaruhi stunting diselesaikan bersama. Intinya, stunting tidak akan selesai dengan pemberian tambahan makanan saja seperti telur, susu dsb. Namun stunting sangat membutuhkan aksi konvergensi dari semua pihak, untuk menyelesaikan banyak masalah," jelasnya.
Sebagai informasi, stunting merupakan suatu kondisi di mana pertumbuhan fisik dan perkembangan anak terhambat karena kekurangan gizi yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Kekurangan gizi kronis ini dapat terjadi karena asupan makanan yang tidak mencukupi atau tidak seimbang, serta faktor-faktor lain seperti penyakit infeksi yang berulang. Stunting dapat berdampak negatif pada kesehatan, perkembangan kognitif, dan produktivitas anak di masa depan.
Dari hal tersebut, dalam mencegah terjadinya bayi stunting bupati Ikfina juga mewanti-wanti agar jangan sampai terjadi kehamilan tidak diinginkan. Seperti kondisi ibu terlalu tua, sehingga merasa setengah hati menerima kehamilan tersebut. Hal lain yang juga perlu diwaspadai adalah mencegah kehamilan belum waktunya, seperti pada siswi sekolah yang berusaha menggugurkan janin di luar pernikahan. Selain berisiko stunting, hal tersebut juga berpotensi besar memicu bayi lahir cacat.
Lebih lanjut, orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto juga mengimbau, agar bayi yang baru lahir bisa mendapat ASI eksklusif ibunya. ASI eksklusif mutlak diperlukan untuk bayi baru lahir hingga usia enam bulan, dilanjutkan dengan MPASI. Maka dari itu Ia juga mendorong agar para ibu, belajar cara memberikan makanan yang benar untuk bayi.
"Bayi procot wajib ASI eksklusif. Jadi pastikan bumil sudah keluar ASI sebelum lahiran. Belajar juga cara kasih makan bayi, agar anak ini tidak merosot berat badannya karena tidak mau makan. Balita tidak boleh gampang sakit seperti batuk, pilek atau mencret. Bagaimana mentreatment supaya jangan sampai anak-anak kita stunting," pesannya.
Pada pelaksanaan pembinaan tersebut Bupati Ikfina juga turut didampingi oleh jajaran Forkopimca Mojoanyar dan Koordinator PLKB. (Prm;Foto:Ajb/Ar)