Bupati Mojokerto Serahkan Puluhan Ijazah SPNF
Pendidikan merupakan salah satu hal penting dan termasuk dari salah satu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) suatu daerah. Hal tersebut disampaikan Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati saat menyerahkan puluhan ijazah kepada masyarakat yang telah lulus dalam menempuh penyetaraan pendidikan paket A, B dan C. Ijazah tersebut diserahkan langsung secara simbolis oleh Ikfina kepada sejumlah perwakilan dari 80 orang masyarakat Kabupaten Mojokerto yang telah mengikuti penyetaraan pendididkan melalui Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF) Sanggar Kelompok Belajar (SKB) di Desa Pagerluyung, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Rabu (3/11). Dalam sambutannya, Bupati Ikfina juga mengapresiasi kepada puluhan masyarakat yang telah mengikuti penyetaraan pendidikan tersebut. “Saya terima kasih, anda semua sudah berkomitmen untuk mengikuti program paket untuk menyetarakan ijazah atau pendidikan, ini sangat membantu IPM di Mojokerto,” tuturnya.
Orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto ini juga berharap, seluruh masyarakat Kabupaten Mojokerto bisa mendapatkan pelayanan pendidikan yang standar dan laik. “Tentunya terkait dengan bagaimana masyarakat Kabupaten Mojokerto, pada umumnya warga Indonesia ini bisa mendapatkan pelayanan pendidikan yang standar dan layak,” ujarnya. Terkait pendidikan di Kabupaten Mojokerto, lanjut Ikfina, banyak sekali pekerjaan rumah yang harus diperhatikan dan dikerjakan oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Salah satunya, ada sekitar 8 ribu masyarakat yang masih usia sekolah namun tidak sekolah.“Bahwa ternyata ada jumlah yang tidak kecil terkait anak usia sekolah yang ternyata tidak sekolah, daftar yang disampaikan ke saya, ada sekitar 8 ribu anak usia sekolah yang tidak sekolah.
Nantinya ketika mereka tidak sekolah, akan menjadi tugas dan tanggungjawab pemerintah,” tambahnya. Dengan adanya permasalahan tersebut, Ikfina berharap anak-anak tersebut nantinya bisa mendapatkan ijazah yang setara, salah satunya melalui penyetaraan pendidikan. Dari 8 ribu tersebut, Ikfina menambahkan, baru 1.400 yang sudah terlayani pendidikannya, termasuk melalui SKB ini. “Paling tidak mereka nanti bisa mendapatkan ijazah yang setara,” tukasnya.