Desa Tempuran Terendam Banjir, Dinsos Gelar Dapur Umum
Banjir yang melanda dua dusun di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto semakin meluas. Ketinggian air yang mecapai sekitar lutut orang dewasa kali ini juga merendam puluhan rumah warga.
Jika dibandingkan dengan hari kemarin Senin (3/2), kondisi saat ini semakin parah, pasalnya banjir yang diakibatkan luberan Sungai Watu Dakon ini terus mengalami peningkatan. Terlebih kondisi ini diperparah dengan hujan lebat yang terjadi pada Senin (3/2) sore.
Menindaklanjuti hal tersebut, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mojokerto melalui Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Mojokerto menggelar dapur umum. Dapur umum baru digelar pada Selasa, (4/2) pagi.
Saefi, Koordinator Tagana Dinsos Kabupaten Mojokerto mengatakan, dibukanya dapur umum kali ini merupakan permintaan Pemerintah Desa (Pemdes) Tempuran. "Semalam kami sudah rakor (rapat koordinasi, Red), pak Sekdes Tempuran meminta DU dibuka," ungkapnya, Selasa (4/2).
Saefi menjelaskan, sejak dapur umum dibuka, personil Tagana Kabupaten Mojokerto dibantu oleh potensi relawan di Kabupaten Mojokerto memasak untuk 2.200 jiwa. "Titik dapur umum kami bagi dua, di titik pertama kami masak 1.500 porsi. Di titik kedua 700 porsi," terangnya.
Terpisah, Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Muhammad Zaini mengatakan, saat ini Selasa (4/2) kondisi banjir di dua dusun di Desa Tempuran sudah merendam setidaknya 40 lebih rumah warga.
Tak hanya itu, kondisi banjir yang sudah mencapai ketinggian sekitar lutut orang dewasa juga merendam sejumlah fasilitas umum seperti, sekolahan, gedung balai desa dan gereja.
"Untuk area persawahan di perkirakan mencapai 76 Ha yang terendam dengan ketinggian rata rata 40 - 50 Cm," imbuhnya.
Arifin, salah seorang warga yang rumahnya terendam mengatakan, air mulai masuk rumah warga sejak Senin, (3/2) sore di saat hujan lebat mengguyur wilayah Kabupaten Mojokerto.
"Ya bisa dilihat sendiri kondisinya sudah sampai lutut orang dewasa, tapi sebelumnya warga juga sudah mengantisipasi dengan kondisi ini, sebab hal serupa hampir terjadi setiap tahun," bebernya.
Arifin berharap, kodisi ini bisa segera surut agar masyarakat Desa Tempuran bisa beraktivitas normal seperti biasanya.