Galakkan Program 'Gelora Cinta', Bupati Ikfina Beri Edukasi Kesehatan dan Gizi
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati terus memberikan edukasi kesehatan dan gizi kepada para bumil, balita, dan wanita usia subur. Hal ini dilaksanakan demi mewujudkan keluarga sejahtera dan senantiasa menjaga kesehatannya.
Acara yang dikemas dalam "Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta), dan Pusat Pelayanan Konseling Keluarga Sejahtera (Pusyangatra)" tersebut, berlangsung di balai Desa Ketemasdungus, Kecamatan Puri, pada Jum'at (9/8) siang.
Adapun beberapa topik pembahasan, seperti kesehatan ibu hamil dan balita, asupan gizi, stunting, serta ibu menyusui yang dapat ditanyakan langsung oleh masyarakat dan akan dijawab langsung oleh Bupati Ikfina. Menariknya ada satu pertanyaan masyarakat tentang diagnosa medis kelebihan protein.
"Diagnosa kelebihan protein, sebaiknya bisa dikonsultasikan lebih lanjut. Kecuali kalau memang betul ditemukan di urin. Namun sepertinya itu bukan karena kelebihan protein, melainkan bisa jadi problem ginjal. Maka dari itu tadi saya bertanya, kalau ada vonis kelebihan protein, pemeriksaannya seperti apa. Kalau anda asam urat tinggi bersamaan, periksa ginjalnya. Tidak ada yang namanya kelebihan protein pada balita maupun bumil. Sekali lagi, kecuali kalau benar-benar ada masalah ginjal. Sebab protein justru sangat dibutuhkan bumil dan balita sebagai zat pembangun," jelas bupati menjawab pertanyaan.
Bupati Ikfina juga mengatakan bahwa bayi-bayi lahir dalam kondisi stunting dapat berisiko kecerdasannya di angka 20% di bawah standar. Maka dari itu, bupati mengatakan dengan tegas tidak boleh ada kasus stunting. Karena stunting otomatis akan mempengaruhi banyak hal. Mulai dari tinggi badan, berat badan, juga lingkar kepala yang berkaitan dengan volume otak. Maka dari itu anak-anak harus mendapat makanan yang baik dengan zat pembangun (telur, ayam, daging, ikan, susu). Para orang tua dan keluarga harus memastikan bahan-bahan tersebut ada dalam menu harian.
"Jadi ibu-ibu, stunting itu tidak ujug-ujug. Pasti awalnya disebabkan kurang gizi, jatuh dalam status gizi buruk, lalu akhirnya menjadi stunting. Lalu kenapa sih, kok tidak boleh stunting? Karena anak yang stunting, otaknya tidak bertumbuh sehingga kecerdasannya 20% di bawah rata-rata. Nah, Pertumbuhan otak sendiri, selesai hanya sampai anak kita usia 5 tahun," jelasnya.
Tak hanya itu, orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto juga mengimbau agar orang tua terutama para ibu dapat membiasakan makan bersama dengan anaknya.
"Biasakan makan bersama kalau anaknya sudah 1 tahun keatas, karena anak ini akan meniru orang tuanya. Jadi kalau mau anaknya benar maka orang tuanya harus benar, jadi orang tua itu menjadi contoh," pungkasnya.
Diketahui pada pelaksanaan program Gelora Cinta dan Pusyangatra juga turut dihadiri Kepala DP2KBP2 Kabupaten Mojokerto, jajaran Forkopimca Puri dan kepala Desa Ketemasdungus. (Prm;Foto:Ajb/Ar)