Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Gelar Seminar Nasional Majapahit Wabup Narasikan Kearifan Lokal Majapahit
Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, menjadi pembicara seminar nasional bertajuk Majapahit: Refleksi Kejayaan Negara Agraris, Maritim dan Demokrasi Deliberatif, Dahulu, Kini, dan Masa yang Akan Datang. Seminar ini digelar Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) di Museum Nasional Jakarta, Kamis (29/8) pagi dengan keynote speaker Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Muhadjir Effendy.
Wakil hadir didampingi Sekdakab Herry Suwito, Assisten Pemerintahan dan Kesra Agus M. Anas, Kepala Bappeda Hariyono, Kadispora Djoko Widjayanto, Camat Trowulan dan Camat Gedeg. Dirinya menjelaskan bagaimana upaya pemerintah daerah melestarikan kearifan lokal yang menjadi warisan Kerajaan Majapahit. Upaya pelestarian kearifan lokal kerajaan Majapahit di Kabupaten Mojokerto saat ini antara lain, penganggaran APBD serta APBDes untuk menunjang kegiatan pelestarian seni dan budaya daerah. Selain itu, Pemkab Mojokerto juga melestarikan spirit Majapahit yang direpresentasikan pada pakaian dinas sebagaimana Perbup No. 22 tahun 2014, mengadopsi arsitektur Majapahit mulai dari Pendopo Kabupaten dan kecamatan, gapura, pagar, hingga rumah-rumah penduduk yang dituangkan dalam program Rumah Majapahit di Kecamatan Trowulan.
Tak cukup sampai situ, bentuk keseriusan menjaga akar Majapahit agar terus menancap kuat di Kabupaten Mojokerto yakni dengan melestarikan seni dan budaya melalui event-event seni. Beberapa diantaranya adalah pagelaran seni tari Mayang Rontek, juga agenda budaya yang digelar tiap tahun yakni Ruwat Agung Nuswantoro.
Dari aspek tangible (benda), Kabupaten Mojokerto masih mempertahankan seni asli pahat patung, cor logam baik kuningan atau perak, pembuatan gerabah dari tanah liat, dan memproduksi batik dengan motif khas Majapahit. Bahkan, Pemerintah Kabupaten Mojokerto telah menyusun rencana pembangunan taman Majapahit, yang diusulkan pada APBN dengan dana kurang lebih Rp 50 miliar. Taman tersebut rencananya bakal didirikan di tanah Perhutani/Tanah Kas Desa (TKD) Trowulan. Selain paparan Wabup Pungkasiadi, seminar juga dilangsungkan dalam beberapa kluster pembahasan. Yakni kluster agraris, kluster maritim, kluster hukum, demokrasi, dan tata negara. Hal ini erat kaitannya dengan pola-pola pemerintahan dan sistem kebijakan yang diterapkan Pemerintahan Kerajaan Majapahit pada masa lalu.
Untuk masalah maritim, dibahas oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji membawakan materi bertajuk “Dinamika dan Peran Indonesia dalam Membangun Peradaban Maritim Dunia”. Selanjutnya Deputi IV Kemenko Maritim Safri Burhanuddin membahas “Poros Maritim Dunia: Tantangan dan Implementasi”. Sementara mantan Gubernur Lemhanas Budi Susilo Soepandji, menyoroti kejayaan Kerajaan Majapahit pada masa lalu ditinjau dari Sistem Geopolitik Indonesia.
Di Kluster Agraris, mantan Dirut Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sutarto Alimoeso membahas detail sistem negara agraris pada masa Pemerintahan Kerajaan Majapahit yang menitikberatkan pada sektor pertanian. Dia juga menyoroti inovasi-inovasi di bidang pertanian yang banyak dilakukan di masa kini. Sementara pakar sejarah Agus Aris Munandar bicara mengenai Kerajaan Majapahit yang menjadi bagian dari hegemoni dunia di masa lalu. Sejumlah pakar politik, birokrasi, dan hukum juga ikut urun rembug dalam seminar. Diantaranya Guru Besar Hukum Tatanegara FH UI Satya Arinanto, sejarawan Anhar Gonggong, unsur Kementerian Pertahanan, Kemaritiman, akademisi, LSM, wartawan, dll. Total peserta mencapai 250 orang dari berbagi elemen dan pemerintahan.
Ketua Umum KSBN Mayjen TNI (Purn) Hendardji Soepandji, seminar ini bukan untuk mengajak kembali ke masa lampau. Tapi menjadikan masa lalu sebagai cermin membangun masa depan lebih baik. Nilai-nilai kebesaran Majapahit di kitab Negarakertagama telah banyak diadopsi negeri ini sekarang.
“Seminar nasional ini digelar untuk menggali informasi dan nilai-nilai yang dianut Kerajaan Majapahit pada masa jayanya. 700 tahun lalu, Majapahit adalah simbol kekuatan dan kejayaan. Tak hanya di Nusantara, bahkan Asia Tenggara. Ini patut kita jadikan spirit dan semangat, membangun negeri kita lebih berdaya dan jaya,” kata Hendardi. Sedangkan Mendikbud Muhadjir Effendi, menjelaskan sejarah Islam dan membuka seminar ini dengan terlebih dahulu menyampaikan sambutannya terkait khasanah budaya Indonesia yang kaya. Menurutnya, banyak bagian sejarah yang belum dieksplorasi mendalam. “Sejarah Islam juga lekat dengan budaya asli kita. Banyak nilai-nilai kearifan lokal yang sama. Misal dalam hari-hari tertentu tidak boleh perang. Sebutan bulan-bulan tertentunya pun juga menyesuaikan dengan pelafalan lokal. Ini semacam akulturasi budaya,” kata Muhadjir.