Pembinaan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Tahun 2019
Meski berdampingan dengan dunia serba digital, Plt Bupati Mojokerto Pungkasiadi menyebut buku masih menempati posisi sebagai referensi ilmu yang terpercaya. Hal tersebut disampaikan pada acara Pembinaan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial 2019, yang digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Mojokerto, Jumat (29/11) pagi di Pendapa Graha Majatama.
“Buku sampai saat ini masih menjadi sumber literasi terpercaya. Meski semua sudah digital sekalipun. Literasi akan terus digenjot hingga desa-desa, melalui media perpustakaan mini. Perpustakaan tidak boleh berhenti sebagai sumber info saja. Tapi harus bisa digunakan untuk berkegiatan, berkreasi, dan berinovasi,” kata Plt. Bupati Pungkasiadi.
Ia juga menginstruksikan agar tahun depan, bisa diadakan kompetisi karya tulis tentang Kesaktian Pancasila.
“Pendidikan Moral Pancasila kita coba ungkit kembali. Saya minta tahun depan bisa diadakan kompetisi menulis,” tandas Plt. Bupati Pungkasiadi.
Bunda Baca Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Elestianto Dardak, hadir pada acara ini dan menggaungkan semangat Masyarakat Belajar. Semangat ini menurutnya, diciptakan untuk memotivasi semua lapisan masyarakat agar gemar membaca. Arumi juga mengamini pernyataan Plt. Bupati Pungkasiadi, terkait buku yang dijadikan sumber rujukan informasi yang valid.
“Zaman sekarang memang beda (serba digital). Namun akan selalu ada pro kontra. Kalau kita tidak hati-hati menyaring info digital, pesan utama tidak bisa masuk,” kata Arumi.
Ia juga membandingkan informasi berbasis viusal, dengan murni membaca yang memiliki plus minus masing-masing. Dalam pandangannya, platform-platform penyedia literasi berbasis digital visual telah memberikan warna baru yang cukup positif. Namun menurutnya, mengandalkan visual saja tidak cukup. Karena otak bisa kurang maksimal dalam menerjemahkannya secara mandiri.
“Sama halnya seperti kita baca buku novel. Meski jarang ada visualnya seperti gambar, otak kita akan menerjemahkannya sendiri,” papar Arumi.
Sejalan dengan Plt Bupati Pungkasiadi dan Bunda Baca Arumi, Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Muhammad Syarif Bando, pada acara ini turut menyebut buku sebagai media untuk menyelami ilmu secara mendalam.
“Dengan literasi kita membangun. Saya setuju dengan Pak Bupati Mojokerto dan Bu Arumi bahwa buku tak tergantikan. Berselancar di internet, mungkin menjangkau permukaan saja. Tapi membaca buku teks, sama seperti kita menyelam ke laut dalam,” kata Syarif Bando.
Syarif Bando memandang paradigma perpustakaan yang mulai sekarang, harus bisa mendampingi masyarakat. Ini terkait inklusi sosial di dalamnya.
“Perpustakaan berbasis inklusi sosial, dimaknai bahwa perpustakaan tersebut bisa memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya,” tandas Syarif Bando.
Pada kesempatan kali ini, dikukuhkan Bunda Baca Kabupaten Mojokerto periode 2019-2022, kepada Wakil Ketua TP PKK Yayuk Pungkasiadi. Pengukuhan dipimpin Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando, didampingi Bunda Baca Jawa Timur Arumi Bachsin Elestianto Dardak.