Upacara Peringatan Hari Santri Nasional ke-5 Tahun 2019
Para santri Indonesia harus siap berperan sebagai duta-duta perdamaian di tengah dinamika bangsa, yang kerap mendapat ujian perpecahan, konflik, dan disintegrasi bangsa. Pesan ini termaktub dalam sambutan amanat Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, saat menjadi inspektur upacara Peringatan Hari Santri ke-5 tahun 2019, Selasa(22/10) pagi di halaman kantor Pemerintah Kabupaten Mojokerto.
“Santri harus menjadi duta perdamaian. Santri sejati adalah mereka yang cinta tanah air dan bangsa, berlandaskan agama, cinta perdamaian serta menegakkan amar maruf nahi munkar,” kata wabup.
Umat muslim di dunia khususnya di Indonesia, tambah wabup, hendaknya siap dan menempa diri dengan keilmuan yang mendalam serta dibekali dengan karakter humanis, inklusif, toleran, dan moderat.
Semua sikap-sikap tersebut, mengacu dalam satu muara yakni selalu berbuat baik. Termasuk menjadi perekat persatuan di tengah-tengah masyarakat. Bukan sebaliknya menjadi pemicu perpecahan dan konflik di masyarakat.
“Ciri santri yang paling menonjol adalah memaksimalkan hal-hal kebaikan. Santri harus menjadi perekat (persatuan), bukan sebaliknya. Sebab banyak konflik yang terjadi, mengatasnamakan agama sebagai alasan,” imbuh wabup di upacara yang turut dihadiri tokoh agama, Forkopimda, Seketaris Daerah, Asisten, Staf Ahli, OPD terkait, Ketua PCNU, Ketua PC Muhammadiyah, Pengasuh/Pengurus Pondok Pesantren, Anggota Bhayangkari, Anggota Persit dan Organisasi Kemasyarakatan.
Dalam upacara Hari Santri 2019 yang mengangkat tema “Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia”, wabup juga mengimbau seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Mojokerto untuk ikut berpartisipasi dalam menyukseskan Pilkades serentak yang digelar hari ini tanggal 23 Oktober 2019.
Wabup meminta agar perbedaan pilihan dan pandangan dalam Pilkades, jangan sampai memicu polemik dan gesekan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, maka wajib hukumnya bagi santri maupun masyarakat umum seluruhnya, ikut membantu menciptakan suasana teduh, aman dan kondusif.
Di hari yang sama usai menjadi inspektur upacara peringatan Hari Santri 2019, Wabup Pungkasiadi bersama dengan K.H. Khusen Ilyas, menghadiri sekaligus melakukan langsung prosesi peletakan batu pertama pembangunan masjid PCNU di Wisma PCNU Kecamatan Sooko.
Masjid yang ditaksir menelan biaya pembangunan kurang lebih Rp 1,6 miliar ini, rencananya akan dibangun di atas lahan berukuran 14x15 meter, dengan spesisfikasi dua lantai, fasilitas MCK, serta parkir yang memadai.
Pemerintah Kabupaten Mojokerto, memberi support agar nantinya masjid PCNU dapat dijadikan bagian dari bentuk syiar Islam, serta memberi manfaat bagi umat seperti pusat pendidikan dan kajian ilmu.